JELANG WAFAT RASULALLAH DAN CAMBUK UKASYAH

Oleh: Dwi Prasetiyo M.Pd

Ketika Haji Wada’ Rasulullah meminta maaf pada seluruh sahabatnya, jika ada kesalahan Beliau, Ukasyah tiba tiba mengatakan dirinya pernah dicambuk Rasulullah secara tak sengaja dalam suatu perang, ia meminta balas mencambuk kekasih Allah itu, para sahabat lainnya tentu tak terima hingga ….

 

Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum wafat. Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga keadaan beliau sangat lemah. Pada suatu hari, Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua Sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kemudian, penuhlah Masjid dengan para Sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendapat taushiyah dari Rasulullah SAW. Beliau duduk dengan lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yg tengah dideritanya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Wahai sahabat-sahabatku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu-satunya Tuhan yg layak disembah?” Semua Sahabat menjawab dengan suara bersemangat, “Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kepada kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yg layak disembah.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda:

“Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda lagi, dan setiap apa yg Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat. Akhirnya sampailah pada satu pertanyaan yg menjadikan para Sahabat sedih dan terharu. Rasulullah SAW mengatakan: “Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah SWT, dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah SWT dalam keadaan berhutang dengan manusia.”

Ketika itu semua para Sahabat diam, dan dalam hati masing-masing berkata “Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yg banyak berhutang kepada Rasulullah”. Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali. Tiba-tiba bangun seorang lelaki yg bernama Ukasyah, seorang sahabat, mantan preman sebelum masuk Islam, dan dia berkata: “Ya Rasulullah… Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, Maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa”. Rasulullah SAW berkata: “Sampaikanlah wahai Ukasyah”.

Setelah itu Ukasyah pun mulai bercerita: “Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, suatu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cemeti ke belakang kuda. Tetapi cemeti tersebut tidak kena pada belakang kuda, Tapi justeru terkena pada dadaku, Karena ketika itu aku berdiri di belakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah”. Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: “Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, Maka hari ini aku akan terima hal yg sama.” Dengan suara yang agak tinggi, Ukasyah berkata: “Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah.” Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian. Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah kepada Ukasyah. “Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. Bukankah Baginda sedang sakit..!!? Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah Fatimah, anaknya.

Bilal pun datang dan meminta cambuk itu dari Fatimah, Kemudian Fatimah bertanya: “Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?” Bilal menjawab dengan nada sedih: “Cambuk ini akan digunakan Ukasyah untuk memukul Rasulullah.” Terperanjat dan menangislah Fatimah, seraya berkata: “Kenapa Ukasyah hendak memukul Ayahku Rasulullah? Ayahku sedang sakit, kalau mau memukul, pukullah aku anaknya”. Bilal menjawab: “Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua”. Kemudian Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikannya kepada Ukasyah.

Setelah mengambil cambuk itu, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah. Tiba-tiba, Abu Bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: “Ukasyah… kalau kamu hendak memukul, pukullah aku..!! Aku adalah orang yang pertama beriman dengan apa yg Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabatnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku”.Rasulullah SAW bersabda: “Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah”. Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah SAW. Kemudian Umar bin Khattab berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: “Ukasyah… kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya. Itu dulu. Sekarang, tidak boleh ada seorang pun yg boleh menyakiti Rasulullah Muhammad SAW. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku..!!” Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW: “Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah”.

Seketika itu Ukasyah pun menuju ke hadapan Rasulullah, dan tiba-tiba berdirilah Ali bin Abu Thalib, sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW. Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: “Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yang sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah”. Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW: “Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyah”. Ukasyah semakin dekat dengan Rasulullah SAW. Tiba-tiba tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husain. Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon… “Wahai Paman, pukullah kami Paman, Kakek kami sedang sakit, Pukullah kami saja wahai Paman,, sesungguhnya kami ini Cucu kesayangan Rasulullah SAW. Dengan memukul kami, sesungguhnya itu sama dengan menyakiti Kakek kami,, wahai Paman.”

Kemudian Rasulullah SAW berkata: “Wahai Cucu-cucu kesayanganku, duduklah kalian. Ini urusan kakek dengan Paman Ukasyah”. Begitu sampai di tangga mimbar, dengan lantang Ukasyah berkata: “Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini..!!”Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah SAW didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi:

“Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah.”Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah. Tanpa ber-lama-lama dalam keadaan lemah, Rasulullah SAW membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yg sangat indah; sedang beberapa batu terikat di perut Rasulullah, pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.

Setelah itu, Rasulullah SAW pun berkata :”Wahai Ukasyah, Segeralah dan janganlah kamu ber-lebih-lebihan. Nanti Allah SWT akan murka padamu.”Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW,, Cambuk di tangannya ia buang jauh-jauh. Kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW seerat-eratnya, sambil menangis sejadi-jadinya. Ukasyah berkata :”Ya Rasulullah, Ampuni aku, Maafkan aku, Mana ada manusia yg sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya, agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu. Karena Engkau pernah mengatakan “Barang siapa yang kulitnya pernah bersentuhan denganku, maka diharamkan api neraka atasnya. “Seumur hidupku aku bercita-cita dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah.

Kemudian Rasulullah SAW dengan senyum berkata: “Wahai sahabat-sahabatku semua, kalau kalian ingin melihat Ahli Syurga, maka lihatlah Ukasyah..!!” Semua sahabat menitikkan air mata. Kemudian para sahabat bergantian memeluk Rasulullah SAW.

Demikianlah sedikit kisah dari perjalanan hidup Rasulallah SAW dan para sahabat, semoga kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah sangat luar biasa yang dicontohkan  oleh beliau. Serta menjadi tauladan bagi kita semua sebagai ummat nabi Muhammad SAW.

 

Allahumma’sholli ‘alaa Sayyidina Muhammad.

Allahumma sholli ‘alayhi wasallim…

 

SUMBER : (HR. Ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir No. 2676, Hilyah al-Auliya, Abu Nu’aim, 4 /73)

Chat WhatsApp